Minggu, 20 Juni 2010

OSTEOARTRITIS

A. Definisi
Osteoartritis “pengapuran sendi” merupakan penyakit sendi yang karakteristik dengan menipisnya rawan sendi secara progresif, disertai dengan pembentukan tulang baru pada trabekula subkondral dan terbentuknya rawan sendi dan tulang baru pada tepi sendi (osteofit).

B. Epidemiologi
• Sering usia >60 tahun, jarang <40 tahun • Banyak pada pria. Pada pria gejala timbul sebelum usia 45 tahun • wanita setelah usia 55 tahun C. Etiologi/FR 1. osteoartritis idiopatik 2. osteoartritis sekunder a. usia b. faktor genetik/variasi herediter c. jenis kelamin d. biomekanik/trauma berulang pada sendi e. infeksi f. perkembangan g. kelainan metabolik dan neurologik (kegemukan) h. diabetes i. penyakit hormonal j. humoral k. faktor kebudayaan D. Manifestasi klinis 1. nyeri pada sendi yang terkena setelah penggunaan berulang/kronik/bertahun-tahun 2. peradangan sendi dengan gejala nyeri, bengkak , dan terbatasnya gerak sendi 3. Nyeri dan kaku sendi juga dapat terjadi setelah sendi tidak digunakan lama 4. Bila bantalan tulang rawan sudah tidak ada, akibat gesekan antar tulang nyeri dapat timbul saat istirahat atau saat sendi sedikit digerakkan 5. nyeri yang dalam, ketidaknyamanan yang sukar dilokalisasikan 6. Peradangan tulang rawan juga merangsang pertumbuhan tulang baru yang menonjol (spur, osteofit) sekitar sendi yang dapat dilihat dengan foto rontgen. 7. Keterbatasan/penurunan kecepatan dan ruang gerak aktif sendi 8. krepitasi dengan gerakan 9. efusi sendi 10. kondisi yang berat dapat terjadi deformitas tulang dan subluksasi 11. Heberden’s nodes: Distal interphalanx joint. 12. Bouchard Nodes: Proximal interphalanx Joint 13. 3 marker perubahan radiografis: a. adanya penyempitan spatium kartilago b. peningkatan densitas tulang subchondral c. adanya osteofit 14. Sendi yang mengalami osteoartritis dapat lebih dari satu. Sendi yang sering terkena adalah sendi besar penopang berat badan seperti 1. sendi lutut 2. panggul 3. sendi tangan, jari tangan (sendi interfalang distal (DIP) dan proksimal (PIP)) 4. kaki 5. tulang belakang (lumbal dan servikal) • Wanita: sendi tangan, lutut • pria: sendi panggul, lutut, tulang belakang E. Patogenesis Osteoartritis melibatkan semua jaringan yang membentuk sendi sinovial: 1. rawan sendi 2. tulang subchondral 3. tulang metafise 4. synovium 5. ligamen 6. kapsul sendi 7. otot-otot yang bekerja melalui sendi perubahan pada OA: 1. Tulang rawan sendi Stage I : Gangguan atau perubahan matriks kartilago. Berhubungan dengan peningkatan konsentrasi air yang mungkin disebabkan 1. gangguan mekanik, 2. degradasi makromolekul matriks, atau 3. perubahan metabolisme kondrosit. Awalnya konsentrasi kolagen tipe II tidak berubah, tapi 1. jaring-jaring kolagen dapat rusak dan 2. konsentrasi aggrecan menurun dan 3. derajat agregasi proteoglikan menurun. Stage II : Respon kondrosit terhadap gangguan atau perubahan matriks. Ketika kondrosit mendeteksi gangguan atau perubahan matriks, kondrosit berespon dengan meningkatkan sintesis dan degradasi matriks, serta berproliferasi. Respon ini dapat 1. menggantikan jaringan yang rusak 2. mempertahankan jaringan 3. meningkatkan volume kartilago Respon ini dapat berlangsung selama bertahun-tahun Stage III : Penurunan respon kondrosit. Kegagalan respon kondrosit mengakibatkan kerusakan tulang rawan sendi disertai dan diperparah oleh penurunan respon kondrosit. Penyebab penurunan respon ini belum diketahui, namun diperkirakan akibat 1. kerusakan mekanis pada jaringan 2. kerusakan kondrosit 3. downregulasi respon kondrosit terhadap sitokin anabolik. Perubahan tulang rawan : Kehilangan proteoglikan dari matriks karena sudah kehilangan pendukungnya akan lembek, chondromalacia. • Unmasked  friksi fungsi sendi pd foto terlihat sobekan-sobekan seperti rambut pd kartilago, fisura dan fibrilasi. • Normal  sendi putih kebiru-biruan yg licin, mulus. 2. Perubahan Tulang Perubahan tulang subchondral yang mengikuti degenerasi tulang rawan sendi meliputi 1. peningkatan densitas tulang subchondral akibat dari pembentukan lapisan tulang baru pada trabekula 2. pembentukan rongga-rongga yang menyerupai kista yang mengandung jaringan a. myxoid b. fibrous c. kartilago 3. Pada stadium akhir dari penyakit, tulang rawan sendi telah rusak seluruhnya, sehingga tulang subchondral yang tebal dan padat kini berartikulasi dengan permukaan tulang "denuded" dari sendi lawan. 4. Remodeling tulang disertai dengan kerusakan tulang sendi rawan mengubah bentuk sendi dan dapat mengakibatkan shortening dan ketidakstabilan tungkai yang terlibat. 3. Jaringan Periartikuler Kerusakan tulang rawan sendi mengakibatkan perubahan sekunder dari 1. Membran synovium  mengalami reaksi inflamasi ringan-sedang dan dapat berisi fragmen-fragmen dari tulang rawan sendi 2. Ligamen  contracted 3. Kapsul  contracted 4. Otot yang menggerakkan sendi  contracted, atropi otot cz kurangnya penggunaan sendi dan penurunan ROM (kekakuan sendi dan kelemahan tungkai) Tulang rawan (bantalan tulang) mengalami degenerasi/kerusakan/aus  diikuti dengan pertumbuhan osteofit, penebalan tulang subkondral, peradangan sinovium, dan kerusakan ligamen  tahap lanjut bantalan tulang rawan hilang sama sekali  gesekan antar tulang sendi. F. Penegakan diagnosis 1. Anamnesis a. nyeri pada sendi yang terkena setelah penggunaan berulang/kronik/bertahun-tahun b. aktivitas c. perjalanan penyakit d. riwayat keluarga e. riwayat trauma 2. Pemeriksaan fisik a. peradangan sendi dengan gejala nyeri (+), bengkak , dan terbatasnya gerak sendi b. Keterbatasan/penurunan kecepatan dan ruang gerak aktif sendi c. krepitasi dengan gerakan d. efusi sendi e. nodul herbenden f. kondisi yang berat dapat terjadi deformitas tulang dan subluksasi 3. Pemeriksaan penunjang a. Laboratorium b. Artrosentesis: cairan sinovial viscositas normal,tes musin normal, leukosit <2000/m3, mononuklear c. Radiologi 3 marker perubahan radiografis: 1) adanya penyempitan spatium kartilago 2) peningkatan densitas tulang subchondral 3) adanya osteofit d. CT scanning tulang dan MRI akan sangat mambantu menilai stadium awal penyakit degeneratif sendi, tapi pemeriksaan ini jarang diperlukan untuk menegakkan diagnosis G. DD OA Gout Osteoporosis Fibromyalgia RA SLE Usia 50-80 30-80 >50 >18, setengah baya 30-80 -
Gender Wanita Laki-laki wanita wanita wanita Wanita
Morning stifness + - - + ++ -
Redness sign - + - - + -
Swollen - + - - + -
Aktivitas Kurang gerak - Kurang gerak Banyak gerak Banyak gerak -
Lokasi nyeri Sendi penopang tubuh, sendi jari tangan Sendi ibu jari kaki, sendi metatarsofalangeal Di pinggul, sendi vertebra T12-L1 Otot leher, bahu, bawah pinggul dan punggung Sendi pergelangan tangan, sendi jari tangan (metacarpophalangeal, interfalang proximal) ?
Nyeri bertahap Tiba-tiba Bertahap saat gerak Di titik tertentu bertahap -


H. Penatalaksanaan
Tujuan:
mengurangi nyeri , radang sendi, memperbaiki dan mempertahankan fungsi sendi

1. Bila nyeri tidak ada atau nyeri sangat ringan maka obat untuk nyeri tidak dibutuhkan
2. bila ada keluhan nyeri: parasetamol
3. Bila ada gejala peradangan sendi: obat penekan radang misalnya celebrex, etodolak, atau diklofenak.
o First line: NSAID termasuk COX-2 Inhibitor
o Second line:
 Nutrisi intra-artikular(Glukosamin, chondroitin sulfat)
 Injeksi intra-artikular (Asamhialuronat)
4. Pada keadaan berat: menyuntikkan kortikosteroid langsung ke dalam sendi yang sakit, namun hal ini tidak boleh sering dilakukan karena dapat merusak sendi.
5. Supportif:
a. mengistirahatkan sendi
b. mengurangi tekanan berlebihan pada sendi (misalnya mengurangi berat badan pada penderita osteoartritis lutut atau panggul)
c. fisioterapi
6. Pembedahan Ada 2 tipe
a. Realignment osteotomi
Permukaan sendi direposisikan dengan cara memotong tulang dan merubah sudut dari weightbearing. Tujuan : Membuat karilago sendi yang sehat menopang sebagian besar berat tubuh. Dapat pula dikombinasikan dengan ligamen atau meniscus repair
b. replacement joint/Arthroplasty
Permukaan sendi yang arthritis dipindahkan, dan permukaan sendi yang baru ditanam. Permukaan penunjang biasanya terbuat dari logam yang berada dalam high-density polyethylene.
1) Partial replacement/unicompartemental
2) High tibial osteotmy: orang muda
3) Patella &condyle resurfacing
4) Minimally constrained total replacement : stabilitas sendi dilakukan sebagian oleh ligament asli dan sebagian oleh sendi buatan
5) Cinstrained joint: fixed hinges: dipakai bila ada tulang hilang&severe instability

Indikasi total knee replacement:
1) Nyeri
2) Deformitas
3) Instability
4) Akibat dari Rheumatoid atau osteoarthritis

Kontraindikasi:
1) Non fungsi otot ektensor
2) Neuromuscular dysfunction
3) Infection
4) Neuropathic Joint
5) Prior Surgical fusion

Keuntungan total knee replacement:
1) Mengurangi nyeri
2) Meningkatkan mobilitas dan gerakan
3) Koreksi deformitas
4) Menambah kekuatan kaki (dengan latihan)
5) Meningkatkan kualitas hidup

Komplikasi:
1) Deep vein thrombosis
2) Infeksi
3) Loosening
4) Problem patella: rekuren sublukssasi/dislokasi, loosening prostetic component, fraktur, catching soft tissue
5) Tibial tray wear
6) Peroneal palsy
7) Fraktur supracondyl femur

I. Komplikasi
Deformitas sendi


J. Prognosis
Dubia ad bonam
Nyeri bisa diobati. Penyakit berjalan lambat karena sendi harus menanggung beban dan sering

Tidak ada komentar:

Posting Komentar