Jumat, 31 Desember 2010
Jumat, 16 Juli 2010
KEADAAN HIPEROSMOLAR HIPERGLIKEMIA
A. DEFINISI
HHS adalah satu dari dua perubahan metabolic serius yang terjadi pada pasien DM yang dapat mengancam kehidupan.
B. TANDA KHAS/GOLDEN DIAGNOSIS
1. onset mulai beberapa hari
2. hiperosmolaritas: osmolalitas 320 mOsm/kg atau lebih
3. hiperglikemia: glukosa serum 600 mg/dl atau lebih
4. dehidrasi
5. pH >7,3
6. konsentrasi bikarbonat >15 mEq/L
7. tanpa ketoasidosis bermakna
8. pada pasien DM tipe 1
C. ETIOLOGI
1. dehidrasi
2. pneumonia
3. UTI
4. penyakit akut: stroke, perdarahan intrakranial, miokard infark, emboli pulmo stress meningkatkan hormon (kortisol, katekolamin, glukagon) meningkatkan level glukosa
5. disfungsi ginjal
6. ggl jantung kongestif
7. obat yang meningkatkan level glukosa, menghambat insulin atau menyebabkan dehidrasi: diuretik, B-Bloker, antipsikotik atipikal, alkohol, kakain, dextrose
8. elder abuse
9. noncompliance terapi oral hipoglikemik/insulin
D. FR/FAKTOR PENCETUS
1. Infeksi
2. penyakit CV
3. infark miokard
4. penyalahgunaan alkohol
5. pankreatitis
6. trauma
7. DM tipe 1 onset baru
8. DM tipe 1 + masalah psikologis
9. DM tipe 2 usia lanjut yang kurang cairan
10. insulin dosis inadekuat
11. obat: kortikosterois, thiazide, simpatomimetik (dobutamin, terbutalin)
E. EPIDEMIOLOGI
• 1/1000 orang per tahun
• Pada pasien DM tipe 1
• Wanita>>
• Decade 7
F. MANIFESTASI KLINIS
1. hiperglikemia: glukosa serum 600 mg/dl atau lebih
2. hiperosmolaritas: osmolalitas 320 mOsm/kg atau lebih
3. dehidrasi berat
4. pH >7,3
5. konsentrasi bikarbonat >15 mEq/L
6. tanpa ketoasidosis bermakna, ketonuria sedikit, ketonemia rendah/tidak ada
7. pada pasien DM tipe 2
8. poliuri, polidipsi, polifagi
9. BB turun drastis
10. mual, muntah
11. nyeri perut tidak tipikal
12. dehidrasi
13. badan lemas
14. deficit neurology fokal/global: kejang, hemiparesis, deficit sensoris, pandangan kabur
15. ggn kesadaran (apatis-koma)
G. PATOFISIOLOGI
H. PENEGAKAN DIAGNOSIS
1. Anamnesis
a. Gejala
b. Onset beberapa hari-minggu
c. Riwayat penyakit: DM
d. Riwayat pengobatan
2. Pemeriksaan fisik
a. KU
b. Vitalsign: Takikardi, takipnea, Hipotensi, hiper-normo-hipotermia
c. GCS: apatis-koma
d. Turgor kurang, bibir dan kulit kering
e. Kepala, mata, THT: neuropati cranial, hilang lapangan pandang, nistagmus, sunken eyes, mulut kering
f. Syok hipovolemik
3. Pemeriksaan penunjang
a. Laboratorium
• CBC: glukosa darah >800 mg/dl, keton, elektrolit (Na serum turun, K normal/turun, Mg turun), osmolaritas >320 mOsm/L, HbA1c, leukositosis
Osm = (2 X Na) + (BUN/2.8) + (glucose/18)
Osm = 2(Na + K) + (glucose/18)
• Fx renal: BUN, ureum, kreatinin
• Keratin fosfokinase (CPK) isoenzim MI dan rhabdomiolisis memicu HHS
• Analisis gas darah: pH >7,3
• Urinalisis: keton urin sedikit, glukosuria, UTI
• Kultur darah, urin, pus, usap tenggorok
• CSS: hitung sel, glukosa, protein, kultur indikasi pada pasien dg perubahan kesadaran akut, kemungkinan infeksi CSS. Pada pasien imunokompromise PCR untuk cari herpes simplex virus (HSV) dan cryptococcal antigen
b. EKG
c. Foto thoraks skrining pneumonia
d. Foto abdomen indikasi nyeri abdomen atau muntah
e. CT scan kepala indikasi ggn neurologist, tidak ada perbaikan setelah beberapa jam pengobatan
I. DD
• HHD: onset hari-minggu
• KAD: onset mendadak
• hipoglikemia
J. PENATALAKSANAAN
1. primery survey
a. Airway
• Airway
b. Breathing
• O2
c. Circulation >>
• Cairan 1 L NaCl 0,9% bolus (2 L bila hipotensi) saline setengah normal
d. Disability
• Tentukan GCS, nilai pupil
e. Exposure
• Buka pakaian penderita, Cegah hipotermia
2. tambahan primary survey
a. pasang monitor EKG
b. nasopharyngeal airway placement/ intubasi endotrakea
c. kateter urin
d. kateter vena sentral untuk ukur CVP, infus, ambil contoh darah
e. kateter arteri untuk analisis gas darah, tekanan darah arteri
f. pulse oksimetri
3. resusitasi fungsi vital dan reevaluasi
4. secondary survey
a. anamnesis
AMPLE alergi, medikasi, past illness, last meal, environtment
b. pemeriksaan fisik
c. terapi definitive
• insulin bolus 0,1 U/kg infuse IV kontinu 0,1 U/kg/jam glukosan <300 mg/dl dextrose 5%, insulin turunkan perlahan (75-100 mg/dl/jam) cukup jumlah kecil dan hati-hati cz HHS sensitive thdp insulin, cepat menurunkan glukosa serum
• antibiotic
• monitor elektrolit dan gas darah vena setiap 2-4 jam
d. rujuk
• konsultasi endokrinologi, neurology, penyakit infeksi, psikiatri
K. PROGNOSIS
• Dubia
• Angka kematian 15% (10-20%)
• Prognosis buruk bila:
1. usia lanjut
2. kesadaran turun
3. hipotensi
4. hipotermia
L. KOMPLIKASI
1. iskemia/infark organ
2. hipo/hiperglikemia
3. hipokalemia
4. hiperkhloremia
5. edema serebri
6. kelebihan cairan
7. ARDS
8. tromboemboli
9. rhabdomiolisis
M. PENCEGAHAN
1. monitor gula darah
N. KDU
3b
HHS adalah satu dari dua perubahan metabolic serius yang terjadi pada pasien DM yang dapat mengancam kehidupan.
B. TANDA KHAS/GOLDEN DIAGNOSIS
1. onset mulai beberapa hari
2. hiperosmolaritas: osmolalitas 320 mOsm/kg atau lebih
3. hiperglikemia: glukosa serum 600 mg/dl atau lebih
4. dehidrasi
5. pH >7,3
6. konsentrasi bikarbonat >15 mEq/L
7. tanpa ketoasidosis bermakna
8. pada pasien DM tipe 1
C. ETIOLOGI
1. dehidrasi
2. pneumonia
3. UTI
4. penyakit akut: stroke, perdarahan intrakranial, miokard infark, emboli pulmo stress meningkatkan hormon (kortisol, katekolamin, glukagon) meningkatkan level glukosa
5. disfungsi ginjal
6. ggl jantung kongestif
7. obat yang meningkatkan level glukosa, menghambat insulin atau menyebabkan dehidrasi: diuretik, B-Bloker, antipsikotik atipikal, alkohol, kakain, dextrose
8. elder abuse
9. noncompliance terapi oral hipoglikemik/insulin
D. FR/FAKTOR PENCETUS
1. Infeksi
2. penyakit CV
3. infark miokard
4. penyalahgunaan alkohol
5. pankreatitis
6. trauma
7. DM tipe 1 onset baru
8. DM tipe 1 + masalah psikologis
9. DM tipe 2 usia lanjut yang kurang cairan
10. insulin dosis inadekuat
11. obat: kortikosterois, thiazide, simpatomimetik (dobutamin, terbutalin)
E. EPIDEMIOLOGI
• 1/1000 orang per tahun
• Pada pasien DM tipe 1
• Wanita>>
• Decade 7
F. MANIFESTASI KLINIS
1. hiperglikemia: glukosa serum 600 mg/dl atau lebih
2. hiperosmolaritas: osmolalitas 320 mOsm/kg atau lebih
3. dehidrasi berat
4. pH >7,3
5. konsentrasi bikarbonat >15 mEq/L
6. tanpa ketoasidosis bermakna, ketonuria sedikit, ketonemia rendah/tidak ada
7. pada pasien DM tipe 2
8. poliuri, polidipsi, polifagi
9. BB turun drastis
10. mual, muntah
11. nyeri perut tidak tipikal
12. dehidrasi
13. badan lemas
14. deficit neurology fokal/global: kejang, hemiparesis, deficit sensoris, pandangan kabur
15. ggn kesadaran (apatis-koma)
G. PATOFISIOLOGI
H. PENEGAKAN DIAGNOSIS
1. Anamnesis
a. Gejala
b. Onset beberapa hari-minggu
c. Riwayat penyakit: DM
d. Riwayat pengobatan
2. Pemeriksaan fisik
a. KU
b. Vitalsign: Takikardi, takipnea, Hipotensi, hiper-normo-hipotermia
c. GCS: apatis-koma
d. Turgor kurang, bibir dan kulit kering
e. Kepala, mata, THT: neuropati cranial, hilang lapangan pandang, nistagmus, sunken eyes, mulut kering
f. Syok hipovolemik
3. Pemeriksaan penunjang
a. Laboratorium
• CBC: glukosa darah >800 mg/dl, keton, elektrolit (Na serum turun, K normal/turun, Mg turun), osmolaritas >320 mOsm/L, HbA1c, leukositosis
Osm = (2 X Na) + (BUN/2.8) + (glucose/18)
Osm = 2(Na + K) + (glucose/18)
• Fx renal: BUN, ureum, kreatinin
• Keratin fosfokinase (CPK) isoenzim MI dan rhabdomiolisis memicu HHS
• Analisis gas darah: pH >7,3
• Urinalisis: keton urin sedikit, glukosuria, UTI
• Kultur darah, urin, pus, usap tenggorok
• CSS: hitung sel, glukosa, protein, kultur indikasi pada pasien dg perubahan kesadaran akut, kemungkinan infeksi CSS. Pada pasien imunokompromise PCR untuk cari herpes simplex virus (HSV) dan cryptococcal antigen
b. EKG
c. Foto thoraks skrining pneumonia
d. Foto abdomen indikasi nyeri abdomen atau muntah
e. CT scan kepala indikasi ggn neurologist, tidak ada perbaikan setelah beberapa jam pengobatan
I. DD
• HHD: onset hari-minggu
• KAD: onset mendadak
• hipoglikemia
J. PENATALAKSANAAN
1. primery survey
a. Airway
• Airway
b. Breathing
• O2
c. Circulation >>
• Cairan 1 L NaCl 0,9% bolus (2 L bila hipotensi) saline setengah normal
d. Disability
• Tentukan GCS, nilai pupil
e. Exposure
• Buka pakaian penderita, Cegah hipotermia
2. tambahan primary survey
a. pasang monitor EKG
b. nasopharyngeal airway placement/ intubasi endotrakea
c. kateter urin
d. kateter vena sentral untuk ukur CVP, infus, ambil contoh darah
e. kateter arteri untuk analisis gas darah, tekanan darah arteri
f. pulse oksimetri
3. resusitasi fungsi vital dan reevaluasi
4. secondary survey
a. anamnesis
AMPLE alergi, medikasi, past illness, last meal, environtment
b. pemeriksaan fisik
c. terapi definitive
• insulin bolus 0,1 U/kg infuse IV kontinu 0,1 U/kg/jam glukosan <300 mg/dl dextrose 5%, insulin turunkan perlahan (75-100 mg/dl/jam) cukup jumlah kecil dan hati-hati cz HHS sensitive thdp insulin, cepat menurunkan glukosa serum
• antibiotic
• monitor elektrolit dan gas darah vena setiap 2-4 jam
d. rujuk
• konsultasi endokrinologi, neurology, penyakit infeksi, psikiatri
K. PROGNOSIS
• Dubia
• Angka kematian 15% (10-20%)
• Prognosis buruk bila:
1. usia lanjut
2. kesadaran turun
3. hipotensi
4. hipotermia
L. KOMPLIKASI
1. iskemia/infark organ
2. hipo/hiperglikemia
3. hipokalemia
4. hiperkhloremia
5. edema serebri
6. kelebihan cairan
7. ARDS
8. tromboemboli
9. rhabdomiolisis
M. PENCEGAHAN
1. monitor gula darah
N. KDU
3b
Langganan:
Postingan (Atom)